Problem
Saat ini aku lagi suka sama seorang cowok. Dia berasal dari angkatan ku juga di kuliah. Namanya Yung Kuncara.
Aku punya rasa sama dia semenjak awal ketemu sama dia, dia sering gangguin aku kalau ketemu. Ya, awalnya aku cuma ngebiarin rasa itu tetap ada, dan gak mau ngelanjutin lagi. Seiring berjalannya waktu, aku lupa akan rasa itu.
Suatu hari, ngumpul sama temen-temen ku. Ada yang namanya fanda, dia cerita kalau dia suka sama yung juga ternyata. Aku sih biasa aja, karena rasa dulu yang ada perlahan-laha udah hilang. Tapi, rasa itu muncul lagi ketika selesai futsal, aku pulang bareng yung terus nganterin putri kerumahnya. Namanya juga keluarga, kalau pulang selalu nganterin orang-orang yang rumahnya jauh. Tapi untuk asetnya aja, itulah Geofisika upn hahahaa.
Awalnya aku takut untuk pulang sama yung, karena disitu juga ada ninis orang yang dekat sama fanda. Aku takut ntar kami malah kelahi ujung2nya. Bodoh banget kan kelahi cuma gara-gara yung, dan itu juga gak ada urusannya. Tetapi aku percaya sama fanda kalau dia tau itu cuma sekedar nebeng.
Keesokan harinya, kami disuruh ngumpul jam 9. Aku yang gk ada kendaraan bingung mau sama siapa. Tiba-tiba terlintas dikepala, kenapa gak nebeng uyung lagi, toh kosannya juga dekat dengan kosan ku. Aku hubungi dia, dan ternyata dia mau. Ketika sampai ditempat angkatan ngumpul, untungnya fanda gak ada. Sampai disana aku ngajakin anak-anak main kartu, dan fanda datang sama ninis. Disitu juga nyusul ivan sama putri. TIba-tiba ivan duduk dibelekangku dan nanya ke yung " Yung! tadi dimotor baik-baik aja kan? gak ada yang aneh?", aku yang dengar itu spontan langsung ketawa karena ingat sms aku sama putri tadi. Ternyata yang balas ivan, pantasan agak beda. Dengan inocent nya yung jawab nggak, dan ivan ngulang-ngulang pertanyaan itu. Karena kesal, aku langsung bilang, "gak ada apa-apa kok van, udah deh jangan nanya-nanya mulu". Disitu fanda sama ninis liatin aku dengan wajah yang agak aneh. Dalam hatiku, ini bakal terjadi bencana.
Setelah acara selesai, kami ngasih sureprise buat afiq. Datang kerumah afiq, dan ternyata fanda juga ikut. Sepanjang perjalanan, aku ngingetin uyung untuk tetap dibelakang dan jangan pernah didepan fanda sama ninis.Sepanjang acara, mukanya fanda badmood bangeet. dan aku perkirakan dia gak bakal ngomong ke aku mungkin sampai wisuda hahaha (lebay)
Ternyata dugaan benar, beberapa hari gak ngomong sama aku. Aku gak di sapa, gak ditegur, gak diajak ngomong. Tanggapan ku? ya aku biarin ajaa hahaha. Aku tipe orang yang kalau di diemin, bakal diemin lagi. mungkin malah aku anggap gak ada/
Beberapa minggu kemudian, setelah aku tau ceritany dari ninis. Dugaan ku tetap lagi kalau dia emang cemburu. Aku capek punya masalah dengan fanda, ya aku tanya langsung. Dan jawabannya benar-benar mengesalkan haha.
Aku cerita pertama ke Putri, Someone who always there for me. Terus aku cerita lagi ke tia temen satu kos ku dan ke indah juga. Mereka orang-orang yang dekat dengan aku. Dan jawaban mereka cuma satu "kok dia bisa gitu? emang udah pacaran? emang ounya hak? sama temen sendiri kok bisa gitu?" aku cuma ngejawabnya dengan senyuman sambil geleng-geleng.
Perlahan-lahan, karena sering diejek sama ivan putri. Rasa itu kembali muncul. Apalagi ketika waktu naik gunung. Kata orang-orang, di gunung itu lah keluar sifat aslinya orang. Digunung yung bener-bener care sama aku. Ditengah-tengah perjalanan dia ngebawain tas aku, padahal dia sendiri juga bawa carier yang lumayan gede. Tapi aku salut sama dia haha. Sayang juga aku gak bisa sampai puncak, malah nyusahi dia. Dia jadi ikut-ikutan gak kepuncak gara-gara nemenin aku turun lagi ke camp.
Ivan dan putri nyuruh aku gencar buat deketin dia, tapi aku nolak. Lebih baik aku menjauh dari pada ngedeketin dia. Aku lebih baik ngalah dan biarin fanda yang deket ke dia. Lebih baik gak punya pacar dari pada punya musuh dari temen deket sendiri. Walaupun indah bilang "Ngapain peduliin perasaan orang lain. Orangnya aja gak mikirin perasaan kamu" , walaupun tia bilang "selagi belum ada status tetap lanjut aja". Tapi aku lebih mikirin fandanya hahaha
Aku punya rasa sama dia semenjak awal ketemu sama dia, dia sering gangguin aku kalau ketemu. Ya, awalnya aku cuma ngebiarin rasa itu tetap ada, dan gak mau ngelanjutin lagi. Seiring berjalannya waktu, aku lupa akan rasa itu.
Suatu hari, ngumpul sama temen-temen ku. Ada yang namanya fanda, dia cerita kalau dia suka sama yung juga ternyata. Aku sih biasa aja, karena rasa dulu yang ada perlahan-laha udah hilang. Tapi, rasa itu muncul lagi ketika selesai futsal, aku pulang bareng yung terus nganterin putri kerumahnya. Namanya juga keluarga, kalau pulang selalu nganterin orang-orang yang rumahnya jauh. Tapi untuk asetnya aja, itulah Geofisika upn hahahaa.
Awalnya aku takut untuk pulang sama yung, karena disitu juga ada ninis orang yang dekat sama fanda. Aku takut ntar kami malah kelahi ujung2nya. Bodoh banget kan kelahi cuma gara-gara yung, dan itu juga gak ada urusannya. Tetapi aku percaya sama fanda kalau dia tau itu cuma sekedar nebeng.
Keesokan harinya, kami disuruh ngumpul jam 9. Aku yang gk ada kendaraan bingung mau sama siapa. Tiba-tiba terlintas dikepala, kenapa gak nebeng uyung lagi, toh kosannya juga dekat dengan kosan ku. Aku hubungi dia, dan ternyata dia mau. Ketika sampai ditempat angkatan ngumpul, untungnya fanda gak ada. Sampai disana aku ngajakin anak-anak main kartu, dan fanda datang sama ninis. Disitu juga nyusul ivan sama putri. TIba-tiba ivan duduk dibelekangku dan nanya ke yung " Yung! tadi dimotor baik-baik aja kan? gak ada yang aneh?", aku yang dengar itu spontan langsung ketawa karena ingat sms aku sama putri tadi. Ternyata yang balas ivan, pantasan agak beda. Dengan inocent nya yung jawab nggak, dan ivan ngulang-ngulang pertanyaan itu. Karena kesal, aku langsung bilang, "gak ada apa-apa kok van, udah deh jangan nanya-nanya mulu". Disitu fanda sama ninis liatin aku dengan wajah yang agak aneh. Dalam hatiku, ini bakal terjadi bencana.
Setelah acara selesai, kami ngasih sureprise buat afiq. Datang kerumah afiq, dan ternyata fanda juga ikut. Sepanjang perjalanan, aku ngingetin uyung untuk tetap dibelakang dan jangan pernah didepan fanda sama ninis.Sepanjang acara, mukanya fanda badmood bangeet. dan aku perkirakan dia gak bakal ngomong ke aku mungkin sampai wisuda hahaha (lebay)
Ternyata dugaan benar, beberapa hari gak ngomong sama aku. Aku gak di sapa, gak ditegur, gak diajak ngomong. Tanggapan ku? ya aku biarin ajaa hahaha. Aku tipe orang yang kalau di diemin, bakal diemin lagi. mungkin malah aku anggap gak ada/
Beberapa minggu kemudian, setelah aku tau ceritany dari ninis. Dugaan ku tetap lagi kalau dia emang cemburu. Aku capek punya masalah dengan fanda, ya aku tanya langsung. Dan jawabannya benar-benar mengesalkan haha.
Aku cerita pertama ke Putri, Someone who always there for me. Terus aku cerita lagi ke tia temen satu kos ku dan ke indah juga. Mereka orang-orang yang dekat dengan aku. Dan jawaban mereka cuma satu "kok dia bisa gitu? emang udah pacaran? emang ounya hak? sama temen sendiri kok bisa gitu?" aku cuma ngejawabnya dengan senyuman sambil geleng-geleng.
Perlahan-lahan, karena sering diejek sama ivan putri. Rasa itu kembali muncul. Apalagi ketika waktu naik gunung. Kata orang-orang, di gunung itu lah keluar sifat aslinya orang. Digunung yung bener-bener care sama aku. Ditengah-tengah perjalanan dia ngebawain tas aku, padahal dia sendiri juga bawa carier yang lumayan gede. Tapi aku salut sama dia haha. Sayang juga aku gak bisa sampai puncak, malah nyusahi dia. Dia jadi ikut-ikutan gak kepuncak gara-gara nemenin aku turun lagi ke camp.
Ivan dan putri nyuruh aku gencar buat deketin dia, tapi aku nolak. Lebih baik aku menjauh dari pada ngedeketin dia. Aku lebih baik ngalah dan biarin fanda yang deket ke dia. Lebih baik gak punya pacar dari pada punya musuh dari temen deket sendiri. Walaupun indah bilang "Ngapain peduliin perasaan orang lain. Orangnya aja gak mikirin perasaan kamu" , walaupun tia bilang "selagi belum ada status tetap lanjut aja". Tapi aku lebih mikirin fandanya hahaha
Komentar
Posting Komentar